Banyak orang yang menganggap saya orang yang ramai. Mereka melihat saya orang yang ceria dan senang bersosialisasi. Walau begitu, mereka cukup terkejut jika saya mengatakan bahwa saya cukup nyaman jalan-jalan sendirian.
Saya pernah membaca suatu artikel mengenai orang yang terlihat ekstrovert padahal dia introvert. Saat saya membacanya, saya merasa cocok dengan deskripsi itu.
Contoh paling simpel, saya bisa pergi ke sebuah festival musik atau klub sendirian. Beberapa kali saya melakukan hal ini. Iya, saya berada di tempat ramai penuh dengan orang-orang yang tidak saya kenal. Bukan berarti saya mati gaya, justru saya merasa mendaptkan energi dari orang laun agar saya bisa menari mengikuti irama musik. Tentu saja dengan tetap waspada ya. Saya juga tidak mabuk kok.
Memang, kegiatan yang paling saya sukai adalah menyendiri di sebuah kafe ditemani laptop dan musik dari iPod saya. Kadang saya bisa menulis atau hanya iseng berselancar di internet. Yah biasanya ya memperbaharui isi blog saya.
Saya bukan anti sosial. Saya senang bertemu dengan teman-teman saya atau bahkan berkenalan dengan orang baru. Saya juga bawel dalam berbicara. Saya dibilang luwes. Suatu kemampuan yang saya syukuri.
Di sisi lain, saya sangat nyaman berada dalam situasi sendiri. Seperti di kantor saya yang menganut sistem open space. Setiap orang yang datang memilih kumpul bersama orang lain. Saya memilih sudut kecil untuk bekerja. Walau begitu, saya suka mampir ke meja ramai dan bercanda dengan mereka.
Di luar sifat ekstrovert saya, ternyata saya adalah orang introvert ya. Ada banyak sekali pengertian mengenai bagaimana sifat introvert dan ekstrovert seperti apa. Saya pun tidak terlalu mendalaminya. Namun dari artikel yang saya baca, bisa dibilang kalau saya ini adalah orang yang selectively social.
Iya, saya membentuk lingkaran kecil pertemanan saya. Saya ingin berada di sekitar orang yang membuat saya nyaman. Kalau pun mereka sedang tidak bisa diajak berkumpul, tidak masalah saya harus pergi sendiri. Daripada saya memaksakan untuk bertemu dengan orang-orang baru, lebih nyaman saya pergi sendiri.
Itu salah satu seni bergaul ala saya :)
*Hari 16 dari 365 hari tantangan menulis
Tema 20 Maret: Penyendiri
Apakah pesta dan kerumunan orang memberi Anda energi, atau membuat Anda terbirit-birit mencari kedamaian dan kesendirian?
Saya pernah membaca suatu artikel mengenai orang yang terlihat ekstrovert padahal dia introvert. Saat saya membacanya, saya merasa cocok dengan deskripsi itu.
Contoh paling simpel, saya bisa pergi ke sebuah festival musik atau klub sendirian. Beberapa kali saya melakukan hal ini. Iya, saya berada di tempat ramai penuh dengan orang-orang yang tidak saya kenal. Bukan berarti saya mati gaya, justru saya merasa mendaptkan energi dari orang laun agar saya bisa menari mengikuti irama musik. Tentu saja dengan tetap waspada ya. Saya juga tidak mabuk kok.
Memang, kegiatan yang paling saya sukai adalah menyendiri di sebuah kafe ditemani laptop dan musik dari iPod saya. Kadang saya bisa menulis atau hanya iseng berselancar di internet. Yah biasanya ya memperbaharui isi blog saya.
Saya bukan anti sosial. Saya senang bertemu dengan teman-teman saya atau bahkan berkenalan dengan orang baru. Saya juga bawel dalam berbicara. Saya dibilang luwes. Suatu kemampuan yang saya syukuri.
Di sisi lain, saya sangat nyaman berada dalam situasi sendiri. Seperti di kantor saya yang menganut sistem open space. Setiap orang yang datang memilih kumpul bersama orang lain. Saya memilih sudut kecil untuk bekerja. Walau begitu, saya suka mampir ke meja ramai dan bercanda dengan mereka.
Di luar sifat ekstrovert saya, ternyata saya adalah orang introvert ya. Ada banyak sekali pengertian mengenai bagaimana sifat introvert dan ekstrovert seperti apa. Saya pun tidak terlalu mendalaminya. Namun dari artikel yang saya baca, bisa dibilang kalau saya ini adalah orang yang selectively social.
Iya, saya membentuk lingkaran kecil pertemanan saya. Saya ingin berada di sekitar orang yang membuat saya nyaman. Kalau pun mereka sedang tidak bisa diajak berkumpul, tidak masalah saya harus pergi sendiri. Daripada saya memaksakan untuk bertemu dengan orang-orang baru, lebih nyaman saya pergi sendiri.
Itu salah satu seni bergaul ala saya :)
*Hari 16 dari 365 hari tantangan menulis
Tema 20 Maret: Penyendiri
Apakah pesta dan kerumunan orang memberi Anda energi, atau membuat Anda terbirit-birit mencari kedamaian dan kesendirian?