Saya bingung harus membuat cerita apa. Temanya cukup bikin bingung yak hehehe. Mari kita coba!
Di sebuah hutan tinggallah seorang wanita dengan anak semata wayangnya. Wanita itu bernama Rosa. Dia tinggal bersama anak lelakinya yang bernama Jack. Sehari-hari, Rosa bekerja dengan berternak ayam, sedangkan Jack bekerja di ladang gandum. Setiap minggu, Jack pergi ke kota terdekat untuk menjual hasil ladang dan ternak di pasar. Hasilnya dibelikan kebutuhan sehari-hari.
Suatu hari, Jack menemukan ibunya duduk termangu di depan rumah saat hendak pergi ke ladang. Dia menghampiri Rosa dan bertanya, "Kenapa Ibu duduk di sini? Biasanya Ibu sudah di depan kandang ayam."
"Ibu mimpi aneh semalam, Jack. Rasanya seperti nyata," kata Rosa. Jack pun duduk di samping ibunya, mendengarkan cerita Rosa.
"Ibu bermimpi kita menemukan batu besar. Ketika kita berhasil memecahkannya, ditemukan banyak sekali emas. Saat Ibu bangun, sepertinya Ibu masih merasakan capeknya badan Ibu memecahkan batu itu bersamamu," kata Rosa.
Jack pun menggenggam tangan Rosa. "Mungkin itu pertanda bahwa suatu saat nanti usaha kita akan mendatangkan hasil. Kita tidak boleh menyerah," kata Jack. Rosa pun tersenyum mengiyakan. Ibu dan anak pun bersiap untuk bekerja.
Seperti biasa, Jack bekerja di ladang. Hari ini, dia akan memanen gandum untuk dijual ke pasar. Saat sedang memotong gandumnya, Jack menyadari ada satu area kecil yang tidak ditumbuhi gandum. Penasaran, Jack mendekati area kecil itu. Ternyata, ada sebongkah batu berwarna hitam menimpa gandumnya.
Jack mengingat cerita ibunya pagi ini. Dia pun berlari menghampiri Rosa, yang sedang mengumpulkan telur ayam. "Ibu!" teriak Jack. Rosa pun menghentikan kegiatannya. Sebelum Rosa sempat bertanya, Jack mengambil keranjang telur dari tangan Rosa dan menaruhnya di atas kandang ayam. "Ayo ikut aku!" kata Jack sambil menarik tangan ibunya. Rosa hanya bisa mengikuti Jack.
Sampai di ladang, Jack menunjuk batu hitam misterius. "Apa batu misterius di mimpi Ibu seperti batu ini?" tanya Jack. Rosa berjongkok dan menyentuh batu itu. "Iya, persis batu ini," kata Rosa. Ibu dan anak saling berpandangan. Jack pun kembali berlari menuju rumah. Tidak berapa lama, dia kembali membawa palu.
Rosa mengerti maksud Jack. Dia pun berdiri dan membiarkan Jack mulai memecahkan batu itu. Rosa mulai menghitung. Pada pukulan ke-50, mulai terdengar suara retakan. Jack semakin semangat mengayunkan palunya. Rosa terus menghitung. Semakin lama retakan di batu semakin melebar. "Pada pukulan ke-100, batu akan hancur," pikir Rosa.
Betul saja, tepat pada pukulan ke-100 batu tersebut akhirnya pecah. Jack dan Rosa berjongkok dan menyingkirkan bongkahan-bongkahan besar. Dibalik batu, tersembunyi emas seukuran telur ayam. Bahkan lebih besar! Rosa mengambil emas itu dengan tangan bergetar. Jack pun terdiam.
Rosa memeluk anaknya dan berkata, "Hidup kita tidak akan susah lagi."
Keesokan harinya, Jack membawa emas itu ke kota dan menjualnya. Pulang ke rumah dia membawa 3 karung berisi uang. Segera, Jack membeli rumah baru dekat kota dan membawa Rosa pindah ke sana. Rosa dan Jack juga tidak lupa untuk berbuat baik. Mereka sering menyumbangkan kekayaan mereka untuk membantu orang-orang yang kesusahan.
*Hari 43 dari 365 hari tantangan menulis
Tema 16 April: Sejarah Bahasa
Tuliskan secarik kisah fiksi yang menjelaskan kejadian yang memunculkan frasa, “pukulan ke-100 batu akan hancur.”
Di sebuah hutan tinggallah seorang wanita dengan anak semata wayangnya. Wanita itu bernama Rosa. Dia tinggal bersama anak lelakinya yang bernama Jack. Sehari-hari, Rosa bekerja dengan berternak ayam, sedangkan Jack bekerja di ladang gandum. Setiap minggu, Jack pergi ke kota terdekat untuk menjual hasil ladang dan ternak di pasar. Hasilnya dibelikan kebutuhan sehari-hari.
Suatu hari, Jack menemukan ibunya duduk termangu di depan rumah saat hendak pergi ke ladang. Dia menghampiri Rosa dan bertanya, "Kenapa Ibu duduk di sini? Biasanya Ibu sudah di depan kandang ayam."
"Ibu mimpi aneh semalam, Jack. Rasanya seperti nyata," kata Rosa. Jack pun duduk di samping ibunya, mendengarkan cerita Rosa.
"Ibu bermimpi kita menemukan batu besar. Ketika kita berhasil memecahkannya, ditemukan banyak sekali emas. Saat Ibu bangun, sepertinya Ibu masih merasakan capeknya badan Ibu memecahkan batu itu bersamamu," kata Rosa.
Jack pun menggenggam tangan Rosa. "Mungkin itu pertanda bahwa suatu saat nanti usaha kita akan mendatangkan hasil. Kita tidak boleh menyerah," kata Jack. Rosa pun tersenyum mengiyakan. Ibu dan anak pun bersiap untuk bekerja.
Seperti biasa, Jack bekerja di ladang. Hari ini, dia akan memanen gandum untuk dijual ke pasar. Saat sedang memotong gandumnya, Jack menyadari ada satu area kecil yang tidak ditumbuhi gandum. Penasaran, Jack mendekati area kecil itu. Ternyata, ada sebongkah batu berwarna hitam menimpa gandumnya.
Jack mengingat cerita ibunya pagi ini. Dia pun berlari menghampiri Rosa, yang sedang mengumpulkan telur ayam. "Ibu!" teriak Jack. Rosa pun menghentikan kegiatannya. Sebelum Rosa sempat bertanya, Jack mengambil keranjang telur dari tangan Rosa dan menaruhnya di atas kandang ayam. "Ayo ikut aku!" kata Jack sambil menarik tangan ibunya. Rosa hanya bisa mengikuti Jack.
Sampai di ladang, Jack menunjuk batu hitam misterius. "Apa batu misterius di mimpi Ibu seperti batu ini?" tanya Jack. Rosa berjongkok dan menyentuh batu itu. "Iya, persis batu ini," kata Rosa. Ibu dan anak saling berpandangan. Jack pun kembali berlari menuju rumah. Tidak berapa lama, dia kembali membawa palu.
Rosa mengerti maksud Jack. Dia pun berdiri dan membiarkan Jack mulai memecahkan batu itu. Rosa mulai menghitung. Pada pukulan ke-50, mulai terdengar suara retakan. Jack semakin semangat mengayunkan palunya. Rosa terus menghitung. Semakin lama retakan di batu semakin melebar. "Pada pukulan ke-100, batu akan hancur," pikir Rosa.
Betul saja, tepat pada pukulan ke-100 batu tersebut akhirnya pecah. Jack dan Rosa berjongkok dan menyingkirkan bongkahan-bongkahan besar. Dibalik batu, tersembunyi emas seukuran telur ayam. Bahkan lebih besar! Rosa mengambil emas itu dengan tangan bergetar. Jack pun terdiam.
Rosa memeluk anaknya dan berkata, "Hidup kita tidak akan susah lagi."
Keesokan harinya, Jack membawa emas itu ke kota dan menjualnya. Pulang ke rumah dia membawa 3 karung berisi uang. Segera, Jack membeli rumah baru dekat kota dan membawa Rosa pindah ke sana. Rosa dan Jack juga tidak lupa untuk berbuat baik. Mereka sering menyumbangkan kekayaan mereka untuk membantu orang-orang yang kesusahan.
*Hari 43 dari 365 hari tantangan menulis
Tema 16 April: Sejarah Bahasa
Tuliskan secarik kisah fiksi yang menjelaskan kejadian yang memunculkan frasa, “pukulan ke-100 batu akan hancur.”