Harus saya akui, masa kecil saya diisi dengan cerita-cerita fantasi. Hey, my parents bought me lots of books and Disney videos. Saya terbiasa dengan cerita putri ala Disney maupun cerita rakyat Indonesia. Tidak hanya cerita yang cenderung bahagia, tapi saya juga disuguhi cerita yang cukup menyeramkan dengan tujuan saya menurut kepada orang tua. Kalau dipikir, lucu juga sih.
Menurut saya, cerita fantasi dibuat untuk menanamkan nilai-nilai moral baik kepada anak-anak. Penyampaian melalui sebuah cerita dianggap metode yang cocok untuk anak-anak. Tema yang saya dapatkan untuk hari ini adalah sebuah pertanyaan:
Menurut saya, cerita fantasi dibuat untuk menanamkan nilai-nilai moral baik kepada anak-anak. Penyampaian melalui sebuah cerita dianggap metode yang cocok untuk anak-anak. Tema yang saya dapatkan untuk hari ini adalah sebuah pertanyaan:
Apakah fantasi adalah fiksi yang menyenangkan atau pembohongan terhadapanak-anak?
Cerita fantasi yang saya baca, kebanyakan berakhir bahagia dengan bantuan peri. Saya sampai berpikir bahwa peri itu ada HAHAHA. Semakin besar saya sadar bahwa itu semua hanya cerita belaka. Bukan berarti saya tidak bisa mengambil hikmahnya.
Untuk itu saya berterima kasih kepada orang tua saya. Mereka selalu memberikan penjelasan kepada saya mana yang nyata dan tidak nyata. Mereka menitikberatkan pada moral yang bisa diambil dari cerita itu. Proses yang diceritakan bukan juga pada bantuan peri, tapi analogi dari bantuan peri itu. Begitu juga dengan cerita fantasi yang cukup menyeramkan. Justru bukan faktor seramnya yang diangkat. Faktor sebab akibat yang difokuskan.
Jadi menurut saya, peran orang tua sangat penting untuk menanamkan nilai yang dibawa oleh cerita itu. Tidak melulu dicekoki cerita indah ataupun selalu menakuti. Setiap cerita fantasi ada hikmahnya. Tinggal bagaimana kita menyaringnya saja.
*Hari 4 dari 365 hari tantangan menulis
Tema 8 Maret: Fantasi
Fiksi yang menyenangkan dan memikat hati, atau pembenaran berbohong tak bermakna pada anak-anak?
Untuk itu saya berterima kasih kepada orang tua saya. Mereka selalu memberikan penjelasan kepada saya mana yang nyata dan tidak nyata. Mereka menitikberatkan pada moral yang bisa diambil dari cerita itu. Proses yang diceritakan bukan juga pada bantuan peri, tapi analogi dari bantuan peri itu. Begitu juga dengan cerita fantasi yang cukup menyeramkan. Justru bukan faktor seramnya yang diangkat. Faktor sebab akibat yang difokuskan.
Jadi menurut saya, peran orang tua sangat penting untuk menanamkan nilai yang dibawa oleh cerita itu. Tidak melulu dicekoki cerita indah ataupun selalu menakuti. Setiap cerita fantasi ada hikmahnya. Tinggal bagaimana kita menyaringnya saja.
*Hari 4 dari 365 hari tantangan menulis
Tema 8 Maret: Fantasi
Fiksi yang menyenangkan dan memikat hati, atau pembenaran berbohong tak bermakna pada anak-anak?