Beneran,,, saya gak terlalu ingat kapan saya terakhir kali menangis bahagia. Saat-saat bahagia saya selalu dipenuhi dengan tawa dan senyuman. Terus terang saja, tangisan saya selama setahun terakhir lebih karena kesedihan dan kedukaan yang saya alami.
Sebentar,,, iya saya ingat...
Kejadian bahagia yang membuat saya mengucurkan air mata terjadi bulan Desember 2014 lalu. Saat itu saya dan pacar saya akan menonton film. Kami sedang mengantri masuk ke studio ketika tanpa sengaja kami melihat seorang anak lelaki berlari ke arah toilet. Kami berdua terpana, dan saling pandang-pandangan. Kami mengenal sosok anak tersebut.
Anak itu adalah anak lelaki pacar saya.
Iya, saya berpacaran dengan seorang duda beranak satu. Sudah lama pacar saya ini tidak bertemu dengan anaknya. Tanpa dia mengatakannya secara langsung, saya tahu dia selalu merindukan anaknya ini. Setiap saat.
Saya sadar duluan. "Go and say hi to your son," hanya itu yang saya ucapkan. Dia serahkan gelas minumnya kepada saya dan pergi menyusul anaknya. Tidak lama kemudian mereka berdua keluar dari toilet. Itulah kali pertama saya melihat bocah lelaki itu secara langsung. Anak yang tampan, seperti yang selalu diucapkan oleh ayahnya.
Pacar saya meminta saya untuk masuk duluan. Jadi saya menunggu dia di dalam. Tidak lama kemudian, pacar saya masuk dan duduk di samping saya. Tanpa berkata apa-apa, saya langsung memeluk lengannya. Tanpa sadar, air mata saya mengalir. Saya sungguh bahagia karena akhirnya pacar saya bisa bertemu dengan anaknya ini.
Untuk saya, momen tersebut bisa dibilang emosional. Pacar saya selalu membanggakan anaknya ini kepada saya. Ketika akhirnya bisa menyaksikan pertemuan tersebut, saya merasa senang. Saya bahagia untuk pacar saya.
Iya, itu terakhir kalinya saya meneteskan air mata bahagia. Sisanya, selalu dipenuhi dengan canda tawa.
*Hari 24 dari 365 hari tantangan menulis
Tema 28 Maret: Gembira Ria Nan Riang
Kita menangis karena banyak sebab: Sedih, sakit, takut dan senang. Kapan terakhir kali Anda mencucurkan air mata bahagia?
Sebentar,,, iya saya ingat...
Kejadian bahagia yang membuat saya mengucurkan air mata terjadi bulan Desember 2014 lalu. Saat itu saya dan pacar saya akan menonton film. Kami sedang mengantri masuk ke studio ketika tanpa sengaja kami melihat seorang anak lelaki berlari ke arah toilet. Kami berdua terpana, dan saling pandang-pandangan. Kami mengenal sosok anak tersebut.
Anak itu adalah anak lelaki pacar saya.
Iya, saya berpacaran dengan seorang duda beranak satu. Sudah lama pacar saya ini tidak bertemu dengan anaknya. Tanpa dia mengatakannya secara langsung, saya tahu dia selalu merindukan anaknya ini. Setiap saat.
Saya sadar duluan. "Go and say hi to your son," hanya itu yang saya ucapkan. Dia serahkan gelas minumnya kepada saya dan pergi menyusul anaknya. Tidak lama kemudian mereka berdua keluar dari toilet. Itulah kali pertama saya melihat bocah lelaki itu secara langsung. Anak yang tampan, seperti yang selalu diucapkan oleh ayahnya.
Pacar saya meminta saya untuk masuk duluan. Jadi saya menunggu dia di dalam. Tidak lama kemudian, pacar saya masuk dan duduk di samping saya. Tanpa berkata apa-apa, saya langsung memeluk lengannya. Tanpa sadar, air mata saya mengalir. Saya sungguh bahagia karena akhirnya pacar saya bisa bertemu dengan anaknya ini.
Untuk saya, momen tersebut bisa dibilang emosional. Pacar saya selalu membanggakan anaknya ini kepada saya. Ketika akhirnya bisa menyaksikan pertemuan tersebut, saya merasa senang. Saya bahagia untuk pacar saya.
Iya, itu terakhir kalinya saya meneteskan air mata bahagia. Sisanya, selalu dipenuhi dengan canda tawa.
*Hari 24 dari 365 hari tantangan menulis
Tema 28 Maret: Gembira Ria Nan Riang
Kita menangis karena banyak sebab: Sedih, sakit, takut dan senang. Kapan terakhir kali Anda mencucurkan air mata bahagia?