Saya secara sadar menyatakan diri kepada dunia bahwa saya bukan tuan yang baik untuk hewan peliharaan. Tepatnya, saya sedikit trauma mempunyai hewan peliharaan. Saya punya hewan peliharaan sekali dan kapok seterusnya. Jadi begini ceritanya.
Ketika masih di tahun pertama kuliah, seorang teman memberikan saya sepasang hamster lucu. Apalagi tahun tersebut serial kartun Hamtaro lagi populer di TV. Yang senang saya, Mama dan juga adik saya. Kami sepakat memberikan nama Hamham dan Taro.
Kami beri kandang dan kasih makan sayuran setiap hari. Hingga suatu saat kami sadar, salah satu hamster kami lebih banyak tidur daripada bergerak. Kami bingung, kenapa Taro yang selalu aktif tiba-tiba jadi suka tidur. Pertanyaan kami terjawab tidak lama kemudian.
Suatu pagi, setelah bangun tidur, saya melihat adik dan Mama mengerubungi kandang hamster kami. Terjadilah percakapan berikut:
Saya: Pada liatin apa sih?
Mama: Kak! Hamsternya melahirkan!
Saya: Oya? Melahirkan??? *lalu saya syok* Jadi kemarin Taro hamil???
Mama: Iya rupanya Taro itu betina Kak.
Saya: Walah! Harusnya kemaren dipisah kandangnya! Kalo gak bisa-bisa dimakan sama bapaknya.
Adik: Itulah Kak,,, kayaknya anaknya banyak semalem tapi udah gak ada...
Adik saya menceritakan bagaimana dia menyaksikan anak terakhir Taro dimakan oleh Hamham dan seketika saya lemas. Duh saya sedih sekali. Memang tahun tersebut, akses internet masih harus ke warnet karena saya belum punya smartphone mumpuni untuk dipakai browsing informasi. Saya juga tidak mencari tahu bagaimana cara merawat hamster dengan benar. Kesalnya setengah mati.
Beberapa hari kemudian, kedua hamster saya melarikan diri karena kandang lupa dikunci oleh adik saya. Sejak saat itu, saya tidak mau memelihara binatang apa pun lagi. Cukup kapok. Bukan berarti saya tidak suka binatang ya. Saya sangat senang melihat binatang peliharaan teman-teman saya. Atas usaha mereka, saya acungi jempol. Butuh komitmen tinggi untuk memelihara binatang.
Memang sekarang jaman lebih maju dan bisa mengakses informasi kapan saja dan dimana saja. Jadi info memelihara binatang bertebaran di dunia maya sekaligus ada juga komunitasnya. Buat saya, pengalaman pertama dan terakhir memelihara binatang cukup bagi saya untuk mengatakan bahwa saya bukan majikan yang baik untuk binatang peliharaan.
*Hari 15 dari 365 hari tantangan menulis
Tema 19 Maret: Kesayangan
Anda punya piaraan dalam hidup Anda? Jika ya, apa artinya bagi Anda? Jika tidak, mengapa Anda memilih tidak?
Ketika masih di tahun pertama kuliah, seorang teman memberikan saya sepasang hamster lucu. Apalagi tahun tersebut serial kartun Hamtaro lagi populer di TV. Yang senang saya, Mama dan juga adik saya. Kami sepakat memberikan nama Hamham dan Taro.
Kami beri kandang dan kasih makan sayuran setiap hari. Hingga suatu saat kami sadar, salah satu hamster kami lebih banyak tidur daripada bergerak. Kami bingung, kenapa Taro yang selalu aktif tiba-tiba jadi suka tidur. Pertanyaan kami terjawab tidak lama kemudian.
Suatu pagi, setelah bangun tidur, saya melihat adik dan Mama mengerubungi kandang hamster kami. Terjadilah percakapan berikut:
Saya: Pada liatin apa sih?
Mama: Kak! Hamsternya melahirkan!
Saya: Oya? Melahirkan??? *lalu saya syok* Jadi kemarin Taro hamil???
Mama: Iya rupanya Taro itu betina Kak.
Saya: Walah! Harusnya kemaren dipisah kandangnya! Kalo gak bisa-bisa dimakan sama bapaknya.
Adik: Itulah Kak,,, kayaknya anaknya banyak semalem tapi udah gak ada...
Adik saya menceritakan bagaimana dia menyaksikan anak terakhir Taro dimakan oleh Hamham dan seketika saya lemas. Duh saya sedih sekali. Memang tahun tersebut, akses internet masih harus ke warnet karena saya belum punya smartphone mumpuni untuk dipakai browsing informasi. Saya juga tidak mencari tahu bagaimana cara merawat hamster dengan benar. Kesalnya setengah mati.
Beberapa hari kemudian, kedua hamster saya melarikan diri karena kandang lupa dikunci oleh adik saya. Sejak saat itu, saya tidak mau memelihara binatang apa pun lagi. Cukup kapok. Bukan berarti saya tidak suka binatang ya. Saya sangat senang melihat binatang peliharaan teman-teman saya. Atas usaha mereka, saya acungi jempol. Butuh komitmen tinggi untuk memelihara binatang.
Memang sekarang jaman lebih maju dan bisa mengakses informasi kapan saja dan dimana saja. Jadi info memelihara binatang bertebaran di dunia maya sekaligus ada juga komunitasnya. Buat saya, pengalaman pertama dan terakhir memelihara binatang cukup bagi saya untuk mengatakan bahwa saya bukan majikan yang baik untuk binatang peliharaan.
*Hari 15 dari 365 hari tantangan menulis
Tema 19 Maret: Kesayangan
Anda punya piaraan dalam hidup Anda? Jika ya, apa artinya bagi Anda? Jika tidak, mengapa Anda memilih tidak?