Saya diminta untuk memberikan pidato di depan murid-murid almamater SMA saya. Mereka menganggap saya sebagai salah satu lulusan terbaik dari SMA dan diminta untuk menceritakan kisah hidup saya. Inilah yang akan saya sampaikan...
Adik-adik sekalian,
Terima kasih sudah datang di hari yang cerah ini. Terima kasih kepada pihak sekolah yang sudah mengundang saya untuk berbicara di hadapan seluruh warga sekolah. Terus terang, saya merasa belum pantas untuk berdiri di hadapan Anda semua karena masih banyak yang harus saya capai untuk bisa pantas berada di sini.
Berbicara mengenai kehidupan saya, kadang saya merasa bahwa kehidupan saya ini seperti mimpi. Saya hidup bersama ibu dan adik saya karena orang tua saya sudah bercerai ketika saya masih kecil. Terpacu untuk membuat ibu saya bangga, saya selalu berusaha agar saya selalu berbuat yang terbaik.
Masuk ke SMA ini merupakan salah satu keinginan dari ibu saya. Beliau menginginkan agar saya masuk ke salah satu sekolah unggulan. Saya berhasil masuk ke SMA ini. Disinilah saya menemukan apa yang menjadi kelebihan saya... BERGAUL!
Kalau saya tidak bergaul, bagaimana mungkin saya dipercaya menjadi ketua kelas dan pengurus kelas. Puncaknya, saya menjadi Wakil Ketua OSIS di SMA ini. Kebiasaan berorganisasi ini menjadi pengalaman berharga ketika saya melanjutkan pendidikan di universitas.
Saya juga harus berterima kasih kepada para guru SMA ini. Mereka sabar mengajar saya selama 3 tahun dan menghadapi kebadungan saya. Kalau bukan karena Bapak dan Ibu Guru yang mengajar saya, tidak mungkin saya menemukan apa yang menjadi keinginan saya, cita-cita saya... yaitu berguna bagi orang banyak.
Saya tidak pernah punya keinginan yang terlalu tinggi. Saya hanya ingin menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Menjadi berkat bagi orang lain. Bekerja keras untuk keluarga dan juga masyarakat. Ternyata, yang saya impikan bisa saya wujudkan.
Tidak ada mimpi yang terlalu sederhana, itu saya pelajari dari perjalanan hidup saya. Siapa sangka, pekerjaan saya yang di mata orang mungkin sepele, ternyata sebuah berkah bagi orang lain. Ketika kita berhasil membantu orang lain, rasanya sangat puas di hati.
Itulah yang harus kalian lakukan. Menjadi berkat bagi orang lain. Jangan pernah sekalipun merugikan orang lain. Jangan pernah bosan menolong orang lain. Jangan pula menjadi sombong dengan apa yang kita dapatkan.
Itu saja dari saya. Terima kasih sekali lagi atas kesempatan yang telah diberikan. Semoga kita bisa menjadi orang yang berguna dan mengharumkan SMA kebanggaan kita bersama.
Itu tadi pidato saya di almamater saya. Semoga tidak berkesan sombong ya...
*Hari 34 dari 365 hari tantangan menulis
Tema 7 April: Almamater
Anda diminta berbicara di almamater SMA Anda — tentang perjalanan hidup. (Wow.) Buat draf pidatonya.
Adik-adik sekalian,
Terima kasih sudah datang di hari yang cerah ini. Terima kasih kepada pihak sekolah yang sudah mengundang saya untuk berbicara di hadapan seluruh warga sekolah. Terus terang, saya merasa belum pantas untuk berdiri di hadapan Anda semua karena masih banyak yang harus saya capai untuk bisa pantas berada di sini.
Berbicara mengenai kehidupan saya, kadang saya merasa bahwa kehidupan saya ini seperti mimpi. Saya hidup bersama ibu dan adik saya karena orang tua saya sudah bercerai ketika saya masih kecil. Terpacu untuk membuat ibu saya bangga, saya selalu berusaha agar saya selalu berbuat yang terbaik.
Masuk ke SMA ini merupakan salah satu keinginan dari ibu saya. Beliau menginginkan agar saya masuk ke salah satu sekolah unggulan. Saya berhasil masuk ke SMA ini. Disinilah saya menemukan apa yang menjadi kelebihan saya... BERGAUL!
Kalau saya tidak bergaul, bagaimana mungkin saya dipercaya menjadi ketua kelas dan pengurus kelas. Puncaknya, saya menjadi Wakil Ketua OSIS di SMA ini. Kebiasaan berorganisasi ini menjadi pengalaman berharga ketika saya melanjutkan pendidikan di universitas.
Saya juga harus berterima kasih kepada para guru SMA ini. Mereka sabar mengajar saya selama 3 tahun dan menghadapi kebadungan saya. Kalau bukan karena Bapak dan Ibu Guru yang mengajar saya, tidak mungkin saya menemukan apa yang menjadi keinginan saya, cita-cita saya... yaitu berguna bagi orang banyak.
Saya tidak pernah punya keinginan yang terlalu tinggi. Saya hanya ingin menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Menjadi berkat bagi orang lain. Bekerja keras untuk keluarga dan juga masyarakat. Ternyata, yang saya impikan bisa saya wujudkan.
Tidak ada mimpi yang terlalu sederhana, itu saya pelajari dari perjalanan hidup saya. Siapa sangka, pekerjaan saya yang di mata orang mungkin sepele, ternyata sebuah berkah bagi orang lain. Ketika kita berhasil membantu orang lain, rasanya sangat puas di hati.
Itulah yang harus kalian lakukan. Menjadi berkat bagi orang lain. Jangan pernah sekalipun merugikan orang lain. Jangan pernah bosan menolong orang lain. Jangan pula menjadi sombong dengan apa yang kita dapatkan.
Itu saja dari saya. Terima kasih sekali lagi atas kesempatan yang telah diberikan. Semoga kita bisa menjadi orang yang berguna dan mengharumkan SMA kebanggaan kita bersama.
Itu tadi pidato saya di almamater saya. Semoga tidak berkesan sombong ya...
*Hari 34 dari 365 hari tantangan menulis
Tema 7 April: Almamater
Anda diminta berbicara di almamater SMA Anda — tentang perjalanan hidup. (Wow.) Buat draf pidatonya.