Selama dua hari ini, saya mendapatkan tema menulis mengenai orang terpenting dalam hidup saya. Jika berbicara mengenai orang terpenting dalam hidup, sudah pasti itu adalah Mama.
Tidak perlu alasan khusus kenapa Mama menjadi orang terpenting dalam hidup saya. Sudah jelas beliau yang mengandung dan melahirkan saya. Mama juga yang berjuang menghidupi anak-anaknya selepas berpisah dari Papa. Dengan bantuan keluarga, saya dan adik saya bisa menjalani kehidupan yang baik, lepas dari citra buruk anak-anak korban perceraian ketika itu.
Ketika Mama harus pergi meninggalkan kami, baru saya merasakan kehilangan yang cukup besar. Saya sadar, Mama tidak akan bisa melihat saya melakukan aktivitas-aktivitas saya di masa depan. Satu hal yang sebenarnya menjadi keinginan Mama adalah melihat saya menikah.
Ketika Mama sakit, menikah tidak ada dalam prioritas saya. Saya fokus merawat Mama. Ketika meninggal, saya sadar Mama tidak akan bisa hadir secara fisik ketika saya menjalankan rencana masa depan saya. Sedih kalau dipikir.
Namun Mama pasti hadir secara spiritual, saya yakin. Tidak hanya untuk saya, tapi juga untuk adik saya. Kami berdua selalu mengirimkan doa untuk beliau setiap hari. Tidak pernah ada seorang pun yang menginginkan kehilangan orang tua di saat kita sedang membangun sesuatu. Ketika takdir berkata lain, kami hanya bisa menerima keputusan Tuhan. Yang bisa kami lakukan hanyalah selalu mendoakan Mama setiap saat.
*Hari 5 dari 365 tantangan menulis
Tema 9 Maret: VIP
Siapa orang paling penting dalam hidup Anda — dan apa jadinya hari-hari Anda tanpa mereka?
Tidak perlu alasan khusus kenapa Mama menjadi orang terpenting dalam hidup saya. Sudah jelas beliau yang mengandung dan melahirkan saya. Mama juga yang berjuang menghidupi anak-anaknya selepas berpisah dari Papa. Dengan bantuan keluarga, saya dan adik saya bisa menjalani kehidupan yang baik, lepas dari citra buruk anak-anak korban perceraian ketika itu.
Ketika Mama harus pergi meninggalkan kami, baru saya merasakan kehilangan yang cukup besar. Saya sadar, Mama tidak akan bisa melihat saya melakukan aktivitas-aktivitas saya di masa depan. Satu hal yang sebenarnya menjadi keinginan Mama adalah melihat saya menikah.
Ketika Mama sakit, menikah tidak ada dalam prioritas saya. Saya fokus merawat Mama. Ketika meninggal, saya sadar Mama tidak akan bisa hadir secara fisik ketika saya menjalankan rencana masa depan saya. Sedih kalau dipikir.
Namun Mama pasti hadir secara spiritual, saya yakin. Tidak hanya untuk saya, tapi juga untuk adik saya. Kami berdua selalu mengirimkan doa untuk beliau setiap hari. Tidak pernah ada seorang pun yang menginginkan kehilangan orang tua di saat kita sedang membangun sesuatu. Ketika takdir berkata lain, kami hanya bisa menerima keputusan Tuhan. Yang bisa kami lakukan hanyalah selalu mendoakan Mama setiap saat.
*Hari 5 dari 365 tantangan menulis
Tema 9 Maret: VIP
Siapa orang paling penting dalam hidup Anda — dan apa jadinya hari-hari Anda tanpa mereka?