SELAMA dua belas tahun, penjara sihir Azkaban yang mengerikan mengurung tawanan berbahaya bernama Sirius Black. Black yang ditahan karena membunuh tiga belas orang dengan dengan satu kutukan, dikabarkan sebagai putra mahkota si Pangeran Kegelapan. Voldemort.
Sekarang Black berhasil kabur. Hanya ada dua petunjuk untuk memperkirakan ke mana kiranya tujuannya: Keberhasilan Harry Potter mengalahkan Voldemort berarti kejatuhan Black juga. Dan para pengawal Azkaban sering mendengar Black mengigau dalam tidurnya, "Dia di Hogwarts... dia di Hogwarts."
Harry Potter tidak aman, bahkan sekalipun dia berada di dalam perlindungan dinding kastil sekolah sihirnya, dan dikelilingi oleh teman-temannya. Karena... mungkin saja ada pengkhianat di antara mereka! (sinopsis dari sini)
Sekarang Black berhasil kabur. Hanya ada dua petunjuk untuk memperkirakan ke mana kiranya tujuannya: Keberhasilan Harry Potter mengalahkan Voldemort berarti kejatuhan Black juga. Dan para pengawal Azkaban sering mendengar Black mengigau dalam tidurnya, "Dia di Hogwarts... dia di Hogwarts."
Harry Potter tidak aman, bahkan sekalipun dia berada di dalam perlindungan dinding kastil sekolah sihirnya, dan dikelilingi oleh teman-temannya. Karena... mungkin saja ada pengkhianat di antara mereka! (sinopsis dari sini)
Bahkan kegalauan melanda dunia sihir. Buktinya di buku ketiga ini. Sebelumnya, saya mau meluruskan kegalauan yang dimaksud. Bukan karena cinta yang ditolak, bukan karena pertengkaran dengan pasangan. Kegalauan disini adalah memutuskan siapa yang harus dipercaya. Buat saya, itu adalah inti cerita dari buku ketiga ini.
Kalau boleh saya menjabarkan tema "kegalauan" di buku ketiga ini, berikut adalah beberapa adegan yang saya tangkap dengan bertema kepercayaan:
Itulah yang saya dapat dari buku ketiga ini. Selain masalah kepercayaan, masalah yang dihadapi remaja ketika puber juga terjadi. Apalagi kalau bukan gesekan antar-teman. Bahkan konflik Malfoy dan Harry dkk semakin meningkat karena masalah Buckbeak.
Buku ini mengajarkan bahwa kepercayaan itu mahal harganya. Pilih-pilih orang yang bisa dipercaya sangat penting. Jangan sampai kita ditusuk dari belakang. Bercermin dari kehidupan yang saya jalani, saya sebisa mungkin menjalankan kepercayaan yang diberikan kepada saya. Menjalankannya bersama orang2 yang juga saya percayai.
Kalau boleh saya menjabarkan tema "kegalauan" di buku ketiga ini, berikut adalah beberapa adegan yang saya tangkap dengan bertema kepercayaan:
- Kasus Buckbeak
Di kelas pertama Hagrid sebagai guru Pemeliharaan Satwa Gaib, dia memperkenalkan satwa Hippogriff bernama Buckbeak kepada murid-murid. Ketika Buckbeak melukai Malfoy karena diprovokasi, kasus ini dibawa ke Kementrian Sihir. Siapa yang mau percaya kesaksian Hagrid, yang pernah dikeluarkan dari Hagrid, dibandingkan kesaksian Keluarga Malfoy yang mempunyai reputasi terpandang di dunia sihir. Sekeras apapun usaha Hagrid untuk meyakinkan pengadilan bahwa Buckbeak tidak berbahaya, pengadilan sihir memutuskan untuk mengeksekusi Buckbeak, atas pengaruh Lucius Malfoy. Kejadian ini tidak jauh berbeda di kehidupan kita sehari-hari. Banyak kasus di pengadilan berakhir dengan keputusan tidak adil hanya karena harus berhadapan dengan lawan yang unggul dalam koneksi dan harta. Hukum yang harusnya tidak memandang bulu, ternyata memihak mereka yang berduit. Betapa sedihnya Hagrid ketika menerima keputusan pengadilan karena mereka lebih mempercayai Lucius Malfoy. - Hermione vs Ron
Pertengkaran terdahsyat karena hewan peliharaan. Ron marah karena Scabbers, tikus peliharaannya, hilang dan menuduh kucing Hermione yang bernama Crookshanks memakannya. Hermione bersikeras bahwa kucingnya tidak memakan Scabbers. Hubungan keduanya renggang. Pertengkaran ini saya rasa wajar, mengingat bahwa Ron menemukan ceceran darah di kasur. Maka pikiran pertama yang terlintas di pikiran Ron adalah tikusnya dimakan seekor kucing. Di dunia nyata, saya sering mendengar berita bahwa orang bertengkar karena hewan peliharaan. Implikasinya dahsyat, seperti yang kita temui dalam kasus Ron dan Hermione ini. Hagrid yang memberikan nasihat bagus kepada Ron, bahwa persahabatan lebih penting dari hewan peliharaan. - Hubungan Snape dan Lupin
Sirius Black berhasil menyusup ke Hogwarts, 2 kali! Pembicaraan menarik didengar Harry ketika semua siswa harus tidur di Aula Besar sementara seluruh sekolah diperiksa. Snape mencurigai bahwa peristiwa ini ada kaitannya dengan Remus Lupin. Hal ini dibantah Dumbledore bahwa dia mempercayai Lupin sepenuhnya. Snape masih tidak percaya kalau Lupin tidak terlibat. Orang menduga bahwa komentar Snape ini karena rasa iri terhadap jabatan yang dipegang Lupin. Ternyata kecurigaan itu timbul akibat gesekan antara Snape dan Lupin dkk di masa mereka sekolah. Apapun yang dilakukan Lupin, akan selalu dicurigai Snape. Sikap yang sering kita temui di dunia nyata kan??? - Konfrontasi Terakhir di Shrieking Shack
Klimaks dari buku ini adalah adegan di Shrieking Shack. Akhirnya Sirius Black menampakkan diri. Dengan dibantu Lupin, Black berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi 12 tahun sebelumnya. Harry sempat tidak mempercayai perkataan Black. Ketika kita sudah terlebih dulu mendengar suatu kabar dan mayoritas orang yang kita temui mendukung kabar itu, ketika mendengar kabar yang bertolak belakang cenderung tidak mempercayainya. Butuh kepala dingin untuk memikirkan mana yang benar dan mana yang salah. Proses yang semakin sulit ketika berada dalam posisi sulit, seperti Harry. Siapa yang sebenarnya mengkhianati orang tuanya. Ketika Black dan Lupin mengubah Scabbers menjadi Peter Pettigrew, akhirnya Harry percaya bahwa Black tidak bersalah.
Itulah yang saya dapat dari buku ketiga ini. Selain masalah kepercayaan, masalah yang dihadapi remaja ketika puber juga terjadi. Apalagi kalau bukan gesekan antar-teman. Bahkan konflik Malfoy dan Harry dkk semakin meningkat karena masalah Buckbeak.
Buku ini mengajarkan bahwa kepercayaan itu mahal harganya. Pilih-pilih orang yang bisa dipercaya sangat penting. Jangan sampai kita ditusuk dari belakang. Bercermin dari kehidupan yang saya jalani, saya sebisa mungkin menjalankan kepercayaan yang diberikan kepada saya. Menjalankannya bersama orang2 yang juga saya percayai.
Love all, trust a few (William Shakespeare)